Indahnya Grup WhatsApp Keluarga

Sejak tergabung dalam grup WhatsApp keluarga besar, hidupku jadi lebih bahagia. Hari-hariku penuh dengan motivasi dan semangat untuk beribadah. Salah seorang Pakdhe bahkan rajin melapor setiap habis selesai shalat sunnah, masya Allah, sungguh menginspirasi kami untuk mengikuti jejaknya.

"Segarnya air wudhu mengingatkan kita untuk bersujud pada-Nya. Yuk tahajud yuk!". Pesan seperti ini biasa Pakdhe kirim jam dua atau tiga pagi. Tiada yang lebih kusenangi selain ponsel bergetar di dekat kepala pada sepertiga malam.

Di hatiku lantas timbul kekaguman akan kuatnya iman Pakdhe. Di akhirat pasti Pakdhe akan punya rumah sendiri (sementara aku mungkin cuma punya tenda atau sleeping bag), ditemani tujuh bidadari dan sungai yang mengalirkan air yang dingin nan manis. Mudah-mudahan aku boleh main ke rumahnya di surga nanti, buat sekadar mampir minum.

Subhanallah...

Di grup WhatsApp keluarga juga beredar banyak cerita. Melalui berbagai kisah tersebut, aku senantiasa diingatkan akan banyak hal, seperti berpuasa, bersedekah, hingga berbakti pada orangtua. Kubaca semuanya hingga menitikkan air mata. Apa boleh dikata, Kawan, kisah-kisah itu memang mengharukan sekali, sih. Kau sudah baca tentang seorang anak yang hidup bersama ibunya di kandang kambing? Anak itu bekerja sebagai penggembala dan pemotong rumput. Lalu suatu hari ibunya jatuh sakit dan uangnya tinggal selembar dan uang itu malah dia pakai untuk bersedekah. Tak disangka, ... ah, kusimpan kejutannya untukmu. Nanti akan kuteruskan supaya kau bisa baca sendiri. Pasti kau nangis tersedu-sedu.

Kadang aku ingin menghubungi penulis-penulis kisah itu untuk sekadar menyampaikan kekaguman. Tapi tiap kali kutanya pada saudaraku siapa gerangan penulis kisah yang ia bagikan, saudaraku hanya menjawab, "Maaf ini sekadar share dari grup sebelah..."

Keuntungan lain yang kuraih dari grup WhatsApp keluarga: aku jadi lebih pintar. Sungguh, lho! Kalau bukan karena grup WhatsApp keluarga, belum tentu aku tahu bahwa Luwak White Coffee mengandung babi. Haram! Sumber pasti valid karena ada dotcom-nya. Itu berarti dari situs berita, kan? Aku juga jadi tahu bahwa ada tanaman berbakteri yang diimpor langsung dari Cina; komunisme akan segera bangkit lagi; dan bumi itu datar. Yang terakhir ini sungguh revolusioner. Ternyata selama ini kita capek-capek sekolah hanya untuk dibohongi oleh guru IPA.

Belum lagi kalau ada yang berulang tahun. Wahai, grup ramai sekali dengan ucapan selamat! Baterai ponselku kadang sampai ngedrop. Tapi tidak mengapa, itu semua adalah ekspresi rasa sayang dan peduli yang teramat besar. Mengirim chat personal atau menelepon langsung? Ah, itu sudah ketinggalan zaman. Grup WhatsApp keluarga juga membuatku tidak pernah merasa kesepian. Pagi, siang, malam, selalu saja ada yang menyapa, sambil mengirimi kata-kata penuh semangat, foto-foto pemandangan alam yang mempesona, dan video-video lucu yang mengundang tawa. Ya Allah, indahnya berbagi.

Tapi yang paling utama dari grup WhatsApp keluarga adalah aku terhindar dari dosa besar memilih pemimpin kafir. Ini penting sekali. Di grup, aku tidak pernah kehabisan informasi soal ini. Berbagai berita tentang jahatnya calon pemimpin kafir kubaca baik-baik, kadang kuteruskan juga ke grup lain. Aku harus berpartisipasi dalam menyelamatkan umat Islam yang sedang terdzolimi, kan?

Kadang aku juga menemukan potongan ayat berikut tafsirnya. Siapa yang menafsir, tidak begitu kuperhatikan. Yang penting jangan sampai kita ramai-ramai masuk neraka karena salah memilih pemimpin. Walaupun pemimpin tersebut menjamin pendidikan warganya, membangun taman-taman, memperbaiki transportasi umum, tetap saja dia tidak pernah mengucapkan syahadat.

Eh, baru saja ada notifikasi masuk di ponselku. Sepupuku mengirim berita tentang parasetamol baru yang mengandung virus paling berbahaya di dunia, dapat menyebabkan kematian mendadak. Lengkap dengan foto orang bule yang punggungnya penuh bercak merah, pasti akibat mengkonsumsi obat tersebut. Permisi, aku harus segera meneruskan pesan ini ke grup sebelah, demi menyelamatkan hidup orang-orang yang kukasihi.

80 comments

  1. Replies
    1. Aku malah lebih ngakak baca komen si mas yang perlu menyebut ini satir. Takut disalah-artikan sama penduduk dunia datar ya? Semua yang sehat mestinya terima ini adalah satir :)

      Anon1

      Delete
    2. Terjadi juga dalam WAG keluarga saya Aku menjadi sangat berwawasan. Walau tak pernah sekalipun posting.

      Delete
  2. Asli nih sama banget sama nasib gue.. pengen left grup takut kualat pula bwakakakakkkk

    ReplyDelete
    Replies
    1. WA grup keluarga saya matiin notifikasinya. Tapi ibu saya berbaik hati memforward setiap jokes dan potongan ayat di sana, huhuhuhuhuh..

      Delete
    2. Wah senasib, saya juga diforwardin walaupun udah dimatiin notifnya :"

      Delete
  3. Hahaha..udah log out dr wa group keluarga gara2 gak tahan share berita hoax..tp mmg bnr sekali isinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Biasanya hoax dishare sambil nanya, "ini beneran nggak sih?"

      Delete
  4. Hebat banget tulisannya! Semoga karena menghibur dan bikin ngakak, nantinya tidak akan tidur di sleeping bag waktu keluarga dapat rumah di Surga. Amin. Eh Salah Aamiin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiin, semoga saya dapat rumah bertipe minimalis dan di depannya ada pohon kurma. Thanks for reading!

      Delete
  5. Hahahaha.,sarkas yg asyik😅

    ReplyDelete
  6. hahahaha ikut grup kelg capeek kudu nahan mulut. wong ksiangan ribut eKtp krn ksalahan sndiri kok ngomong nyusahin rakyat. ngomong truk trbalik nyusahin yg lwt krn prnh ktahan brjam2 pulang krj di hangar ga sampe2 baper ktnya itu dr truk makanan kelg. lha ngasih foto cm captur truk tambang trbalik di jalan bsr. jln bsr manaa?? baper lg. hahahaha drpd gw sakit jiwa mending kluar aja. Sebodo amat mo ngadu apaan sm bokap.

    ReplyDelete
    Replies
    1. The reality haha honest.

      Delete
    2. Sebodo amat mo ngadu apaan sm bokap. >> Wah kamu pemberani sekali.

      Delete
  7. Sarkasme - mu mbak top tenan

    ReplyDelete
  8. Ampun Mbaaa... ini artikel kelas super berat, saya mesti membaca berulang2 untuk bisa menangkap apa yang sebenarnya ingin disampaikan.
    Artikel yg sangat bagus.. nanti saya teruskan ke grup negara api

    ReplyDelete
  9. Wah kebetulan saya tidak bergabung dalam grup whatsapp keluarga, apa karena memang tidak ada yah ? ada beberapa grup bukan keluarga kadang isinya ya begitu itu,, enaknya dimute 1 tahun. Mau exit grup gak enak sama yg invite..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang dilematis, kalau left langsung dinyinyirin.

      Delete
  10. Hahahaha saya termasuk beruntung kalo gitu, pny grup wa keluarga yg isinya msh beneran positif. tp saya ngalamin dilema "keluar ga ya?" adalah di grup wa alumni sekolah. isinya sih bukan hoax...suka kaget aja pas buka chat tetiba isinya cewe tlenji.apalg kalo pas buka di tempat umum yg intim semisal KRL, kan tengsin di liatin sebelah dikira pervert.kalo left dibilang suka sensi lah inilah itulah...yah manusia emang pny prasangka tak terbatas. tp sayang isi otaknya terbatas.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Suamiku punya grup WA alumni SMA. Di grup itu, beberapa teman lelaki juga suka berbagi foto cewek seksi atau telanjang sekalian. Atau sekadar jokes berbau sexual innuendo. Kawan-kawan perempuan pada protes. Karena enggak didengar, akhirnya pada left. :D

      Delete
  11. Bagus banget. Antara ketawa dan miris juga sih, terasa personal soalnya haha

    ReplyDelete
  12. Waah..senasib nih..baru2 ini diinvite utk gabung di WAG klrg bokap..sblmnya WAG klrg nyokap aman tentrem adem ayem gak aneh2..nah di group yg baru ini selang bbrp hari dibentuk udah tjd "perang saudara" hny krn ada yg mengingatkan utk gak posting yg berbau SARA..hahahahaa...btw,gmn caranya left group tp gak nongol di history ya??ada yg bs bantu..(^.^")

    ReplyDelete
    Replies
    1. Left group tapi tidak nongol di history >> ini sebuah fitur yang harus dipikirkan dengan serius oleh para developer WhatsApp.

      Delete
  13. Wkakaka ternyata tipikal keluarga endonesia emang kyk gini ya.. udah dimute setaun juga teteup kudu rutin bersihin galeri dari serbuan GIF plus video2 bayi, kucing ngomong, ampe adzab anak durhaka

    ReplyDelete
  14. Gaya bahasa satiR tidak sesuai dengan adat ketimuran dan Indonesia. Ini makar! ViRalkan!

    ReplyDelete
  15. Entah kenapa kok senasib yah mbak.
    Kadang kalo lagi rame suka bikin jengkel juga.
    Gabung ke grup wa keluarga cuma buat tau info ke adaan yang lain.

    ReplyDelete
  16. Pengalaman saya: di-add Ayah ke grup WA keluarga, posting pertama ya... salah satu kisah penuh haru, yang saking menyentuhnya membuat saya tak kuasa hingga keluar dari grup dalam waktu kurang dari 24 jam ��

    ReplyDelete
  17. Subhanallah..
    Sungguh indah tulisanmu, Mbak.
    Ingin rasanya lekas ambil air wudhu setelah saya membacanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, tulisan saya membawa berkah...

      Delete
  18. Untung bokap nyokap w kagak nyimeng WA

    ReplyDelete
  19. ahahaha makasih mbak postingannya, menghibur sekali :')

    ReplyDelete
  20. Oh my God this is so epic!
    Smart, yet sarcastic.
    Hahaha. Btw group keluarga gw persis seperti itu. Jangan2 kita ada di 1 grup! lol

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tampaknya sering terjadi di grup-grup keluarga besar seantero Tanah Air.

      Delete
  21. Jadi semua grup keluarga kayak gini? Kirain keluarga gue doang 😂😂😂

    ReplyDelete
  22. baru baca sampe abis.. intinya banyak yang mengalami nasib serupa ya :D
    saya langsung left WA group selang beberapa jam setelah saya di invite hahaha.. tapi untung ayah saya ngerti kondisinya, sehingga dia yang mewakilkan saya di grup :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nominasikan ayah kamu sebagai Father of The Year 2017.

      Delete
  23. Pernahkah saudari mendengar kisah orang tua yg menyebar jokes yg ga disukai orangtua lain kemurian sign out? Ooh ... indahnya perbedaan.

    ReplyDelete
  24. "SELAMAT PAGI.....", disertai file video bunga berseri..... 180 MB.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Atau "SEMANGAT PAGI" / "JUMAT SEMANGAT" / dll.

      Delete
  25. i heart you. Ternyata banyak pengalaman yang sama... hahaha


    Sampai akhirnya berani untuk left. Alhamdulillah orang tua mah gak gubris mau anaknya masuk group keluarga besar atau ngga..

    ReplyDelete
  26. Luar biasa sekali tulisannya. Saya ngakak sampe nangis2 hahahaha. Yg paling bikin sedih tuh jadinya berita yg bener2 penting (dan bukan hoax) kayak pengalihan arus jadi tenggelam.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener. Orang jadi lebih responsif terhadap berita yang bombastis meskipun ngawur.

      Delete
  27. Dapat tulisan ini dari share kawan di Facebook. Awalnya sih kayak ngebaca betapa "bangga" nya berada di grup WA keluarga. Tapi, koq jadi satire setelah baca paragraf demi paragraf.

    Aku, termasuk yang dimasukin grup WA keluarga. Kadang² kebaca, kadang enggak. Kadang ada informasi bener, namun banyakan opini dan hoax-nya.


    Terima kasih sudah berbagi.

    Meski ada beberapa ide di sini yang aku tidak sepakati.

    ReplyDelete
  28. Jadi kamu ingin menjadi pejuang penyelamat umat? Kamu tidak mungkin hanya memiliki tenda ataupun sleeping bag. Tetapi saya yakin. Sudah ada rumah besar menantimu disana. Doamu harus diwujudkan dengan pilihanmu!
    *sa%&=&%&=me*

    ReplyDelete
  29. dan akhirnya... #DrumRolls
    😁

    ReplyDelete
  30. saya baru mau membaca postingan ini setelah saya tergabung di grup WGK. Dan komen ini menjawabnya XD

    izin ser mba~

    ReplyDelete
  31. Mbak... Ini kayaknya lebih asyik kalau kata Indahnya dikasih tanda kutip kwkw... Indah banget soalnya😂😂😂

    ReplyDelete
  32. tidak bisa berbuat banyak, hanya bisa sabar dan pasrah. 3 generasi bangsa baru mulai normal bangsa indonesia ini.

    ReplyDelete
  33. Yang komen di sini pada baca gak ya cerita ini ?!?

    https://twitter.com/andinadwifatma/status/1390553090315603975?s=19

    **Mohon maaf .. mbaknya non ya ?!?

    🤗🤗🤗🤗

    ReplyDelete
  34. aku di grup wa keluarga yg cuma ngebuka pesan seminggu / sebulan sekali hehe berdosa nggak sih?

    ReplyDelete