Mengapa kita tak lagi saling bicara?



Photo by Elias Schupmann on Unsplash


Tanda-tanda memburuknya sebuah hubungan, biasanya terasa. Ada proses bertahap yang membuat kita sadar, seseorang yang kita sayangi sedang menjauhkan diri. Pesan yang hanya dibaca. Jawaban yang singkat dan seadanya. Frekuensi berbincang yang menurun dari masa ke masa. Percakapan panjang yang, entah mengapa, berganti sapaan seadanya.

Denganmu semua berbeda. Kau pergi dariku tanpa kata-kata. Seperti aku terbangun pada suatu pagi dan kau sudah tak lagi di sana..

Kuakui, dalam hal hubungan antar manusia, aku seperti seorang bocah. Aku mudah menyayangi dan sulit menyerah. Begitu seseorang kuanggap kawan, aku posisikan diriku sebagai jaring perlindungan. Aku jaga kawanku, aku pastikan dia aman dan tak lupa bahagia. Aku suka lihat kawanku tertawa. Aku suka mendengarkan kawanku bercerita tentang harinya. Jika kawanku butuh sekadar telinga, aku selalu ada.

(Dan kau bagiku seorang kawan. Apa boleh buat; satu tahun cukup membuatmu menjadi seorang kawan yang kusayangi dan kubanggakan.)

Mungkin aku pernah salah ucap. Mungkin aku pernah salah bersikap. Mungkin aku tak lagi bisa mengimbangimu; apalah arti pengalamanku dibandingkan jalan hidupmu yang kini serupa medan perang yang asing bagiku. Telingaku pun mungkin tak lagi cukup untukmu. Atau mungkin.. kedekatan kita selama ini hanya kesimpulanku.

Dunia orang dewasa tak menyisakan ruang untuk kecengengan begitu rupa, dan aku terlambat menyadarinya. Kau telah pergi menuju sebuah dunia yang tak bisa kupahami. Tinggal aku di sini: gelagapan membereskan serpihan hati sendiri.

1 comment

  1. Jujurnya kau tak perlu risau. Jua tak perlu mencari. Aku dan diriku sedang berkelana bersama kelindan waktu yang meruang zaman. Tiap-tiap persimpangan jalan memberi nyawa dan cerita. Kisah ini kelak akan ku ceritakan lagi kepadamu nanti. Di saat purnama tak lagi genap, dan keabadian darisebuah hubungan tak lagi menjadi prasyarat. Jalani hidupmu dengan kerinduan, berikan energi itu untuk perubahan. Niscaya kita akan tetap bertemu di ujung jalan itu. Dan akan selalu.

    ReplyDelete