Pada 20 Februari lalu, saya dan beberapa kawan meluncurkan PanaJournal, sebuah blog berisi kisah-kisah nyata yang dituturkan seasyik cerita. Untuk edisi perdana, saya kebagian menulis tentang penembakan BR Norma Irawan, mahasiswa Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta, pada 13 November 1998. Narasumber utama artikel tersebut adalah ibu Wawan, Maria Sumarsih.
Seumur-umur menulis feature, baru kali ini saya merasa sangat emosional. Mendengarkan Ibu Sumarsih bercerita tentang kenangannya akan Wawan membuat dada saya sesak. Bukan hanya karena persoalan politik masih melingkupi kasus itu dan membuatnya tak terselesaikan, tapi juga karena saya jadi paham bagaimana wajah manusia berhadapan dengan penderitaan.
"Saya selalu mengatakan, diri saya tergelincir ke tengah kekejaman kekerasan politik," itulah kalimat Bu Marsih yang paling membekas selama wawancara, yang kemudian saya jadikan pembuka artikel. Silakan baca feature tersebut selengkapnya di sini.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeletePermisi linknya gabisa dibuka
ReplyDeleteSudah bisa ya Mas. Makasih koreksinya.
Delete