Dengan Berat Hati, Kami Kembalikan Naskah Anda...




Photo by davisco on Unsplash




Laporan Pembaca oleh Umberto Eco


Anonim, The Bible
Harus kuakui, beberapa halaman awal buku ini sungguh memikat. Penuh aksi, naskah ini punya segalanya yang diinginkan pembaca zaman sekarang. Seks (berlimpah, termasuk perzinahan, sodomi, sedarah), juga pembunuhan, perang, pembantaian, dan seterusnya.

Bab mengenai Sodom dan Gomorah, saat para wadam berupaya menggoda malaikat, tak kalah seru dibandingkan karya Rabelais; cerita Noah sangat Jules Verne; kisah pelarian dari Mesir sangat layak dijadikan film layar lebar... Dengan kata lain, calon blockbuster, terstruktur rapi, pelintiran di sana-sini, penuh hal baru, sejumlah kesalehan dalam kadar yang tepat, dan tak pernah tergelincir menjadi tragedi.

Tapi makin lama kubaca, baru kusadari naskah ini sebenarnya antologi, ditulis oleh sejumlah pengarang, dengan banyak--terlalu banyak--puisi yang dipanjang-panjangkan, bagian yang cengeng dan membosankan, keluh-kesah yang berlarat-larat dan tak masuk akal.

Hasilnya: omnibus gagal. Naskah ini awalnya terasa punya sesuatu untuk setiap orang, tapi pada akhirnya malah tak menarik bagi siapapun. Dan memperoleh hak cipta dari setiap pengarang yang terlibat dalam buku ini akan jadi hal yang memusingkan, kecuali editor mau mengurusnya sendiri. Nama editor, omong-omong, tak tampak di manapun, bahkan di daftar isi pun tidak. Apa ada alasan tertentu yang membuat identitasnya harus dirahasiakan?

Saranku, cobalah mendapatkan hak terbit untuk lima bab awal. Itu jelas laku. Juga, gantilah judul yang lebih menarik. Bagaimana kalau The Red Sea Desperadoes?


Kant, Immanuel, Critique of Practical Reason
Kuminta Susan membacanya, dan dia bilang, setelah Barthes, tak ada gunanya menerjemahkan si Kant ini. Toh, kuperiksa sendiri naskah ini. Buku pendek tentang moralitas cocok diterbitkan dalam rangkaian fisafat kita, bahkan mungkin bisa diadopsi oleh beberapa universitas.

Tapi penerbit dari Jerman bilang, jika kita ambil judul ini, kita harus berkomitmen menerbitkan tak hanya buku karangan Kant sebelumnya--yang sangat berat dan setidaknya berjumlah dua volume--melainkan juga naskah yang sedang dia tulis, tentang seni atau tentang penilaian, aku tak pasti betul. Judul tiga buku itu lebih kurang sama, jadi harus dijual satu paket (dengan harga yang tak akan sanggup dibayar pembaca); jika tidak, pengunjung toko buku akan salah mengenali ketiganya dan berpikir, "Saya sudah baca yang ini." Ingat Summa karya si orang Dominik itu? Kita sudah menerjemahkannya, tapi akhirnya hak terbit kita berikan ke Sheed and Ward karena melampaui bujet.

Ada masalah lain. Agen Jerman bilang padaku, kita juga harus menerbitkan karya-karya kecil si Kant ini, setumpuk coretan termasuk tentang astronomi. Dua hari lalu aku coba telpon dia langsung di Koenigsberg, siapa tahu kita bisa terbitkan hanya satu buku, tapi pembantunya bilang si tuan sedang keluar dan aku seharusnya tidak menelpon antara jam lima dan jam enam sore karena itu saatnya dia berjalan-jalan, atau antara jam tiga dan jam empat sore karena itu waktunya dia tidur, dan seterusnya.

Aku sarankan, jangan pernah terlibat dengan orang macam ini: kita bakal berakhir dengan setumpuk buku karangannya di gudang.


Kafka, Franz, The Trial
Buku kecil yang bagus. Cerita thriller dengan sedikit sentuhan Hitchcock. Pembunuhan terakhir, contohnya. Pasti banyak yang suka.

Tapi sepertinya, sang pengarang hidup di zaman rezim yang mewajibkan sensor ketat. Jika tidak, mengapa buku ini penuh dengan referensi tak jelas, nama orang dan nama tempat disamarkan? Dan kenapa tokoh protagonis diadili? Kalau kita bisa mengklarifikasi hal-hal ini, dan menampilkan latar cerita secara lebih konkrit (harus ada fakta: fakta, fakta, fakta), maka aksi dalam buku ini akan lebih mudah diikuti dan pasti akan menegangkan.

Para penulis muda ini yakin bisa jadi "puitis" dengan mengatakan "seorang pria", bukannya "Tuan Anu di kota Itu". Tulisan yang bersungguh-sungguh tak boleh melupakan lima pertanyaan khas wartawan zadul: Siapa? Apa? Kapan? Di mana? Mengapa? Kalau kita boleh leluasa mengedit, kubilang ambil saja. Kalau tidak, jangan.


Joyce, James, Finnegans Wake
Tolong, bilang ke manajer supaya lebih berhati-hati  mengirimi naskah untuk kubaca. Aku ini pembaca naskah berbahasa Inggris, dan kaukirimi aku buku yang ditulis entah dalam bahasa terkutuk apa. Kukembalikan dalam sampul terpisah.


Dikutip dari Umberto Eco, Misreadings, terjemahan oleh William Weaver, page 33-46. (1993). Florida: Harcourt Brace & Company.

No comments