tag:blogger.com,1999:blog-1111640315690877054.post4715505815425298990..comments2023-12-04T12:38:59.152+07:00Comments on Catatan yang Tercecer: Terteror TelevisiAndina Dwifatmahttp://www.blogger.com/profile/12410858846799548345noreply@blogger.comBlogger7125tag:blogger.com,1999:blog-1111640315690877054.post-3909172550603363662010-02-08T13:45:19.567+07:002010-02-08T13:45:19.567+07:00tentang pola ordinat dengan subordinat itu sangat ...tentang pola ordinat dengan subordinat itu sangat menarik untuk dipertanyakan lebih mendalam (siapa yang sub-siapa yg ordinat). saya kira memang itu dikondisikan oleh pihak2 tertentu. karena itu tugas media juga membawa kesadaran masyarakat yang dikatakan subordinat itu, atau menguburnya? itu pilihan. <br />seperti kasus century, dan pengemplang pajak yang di akun jaringan sosial saya, yang selama ini saya ikuti, ada pertentangan antara kubu century dan para pengemplang pajak. mereka itu notabene intelektual yang sudah makan asam garam. sayang mereka cenderung mengubur kesadaran masyarakat, karena sesuatu tertentu, bahkan sekarang banyak mereka, masy, yang membenci pansus, atau para pngemplang pajak. <br />di sini tugas media yang tak mungkin bebas nilai dipertanyakan. tulisan di blog andina ini yang pantas sebenarnya untuk membuka wacana itu.<br />mengenai wacana sebagai relasi kuasa, saya kira ini berdasarkan pisau analisis "will to power". nietzche memang mengatakan, kehendak untuk hdup yang sangat besar, ketika kita berkeinginan untuk berkuasa. namun kita jga mesti ingat, wacana itu apa, juga hakikat mnusia secara keseluruhan.<br />saya kira wacana itu lebih kepada kehendak manusia yang amat khas, komunikasi untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan kebutuhan hidup itu, kesdaran itu, salah satunya dibentuk oleh keadaan, materialisme historis. <br />seharusnya keadaan ini yang dibuka lebar2 oleh media dll agar kebutuhan hidup manusia itu benar2 terarah, terarah ke keindonesiaan...<br />mengenai televisi, sebenrnya itu tak terlalu buruk mnurut saya. bahkan bisa menjadi coloseum, agora kecil yang membuka kebahagiaan dan pendidikan masy.agunghttps://www.blogger.com/profile/04863182002846472776noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1111640315690877054.post-81816341847451973422010-02-07T11:17:18.031+07:002010-02-07T11:17:18.031+07:00Wacana hadir karena relasi kuasa. Ada pihak-pihak ...Wacana hadir karena relasi kuasa. Ada pihak-pihak yang seperti punya hak untuk menentukan definisi berbagai hal, dan ada pihak-pihak yang menerima definisi itu sebagai sesuatu yang benar tanpa mempertanyakannya lagi, sebab posisi mereka subordinat.<br /><br />masyarakat kita bukan sulit berwacana karena keterbatasan teknis, melainkan karena pola budaya yang sudah terlanjur mengakar. misalnya, lebih suka nonton televisi daripada membaca.Andina Dwifatmahttps://www.blogger.com/profile/12410858846799548345noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1111640315690877054.post-28377826201606916962010-01-25T02:33:47.018+07:002010-01-25T02:33:47.018+07:00saya setuju, dan kagum dengan pemikiran Andina. Da...saya setuju, dan kagum dengan pemikiran Andina. Dan untuk apa wacana itu hadir? bagaimana ia hadir? Dan mampukah media benar2 mnejadi media dalam hal itu? pertanyaan di saya masih banyak, ujungnya apakah media mampu mencerdaskan kehidupan berbangsa. Padahal masyarakat kita sulit berwacana, maklum kemampuan literasi masih terbatas. Tidk seperti di zaman Yunani, ada Agora.agunghttps://www.blogger.com/profile/04863182002846472776noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1111640315690877054.post-71300214853727202672009-12-22T16:02:51.295+07:002009-12-22T16:02:51.295+07:00media idealnya punya posisi sebagai jembatan antar...media idealnya punya posisi sebagai jembatan antara pemerintah dengan masyarakat. dalam arti, tidak memihak salah satu. saya sendiri percaya media tidak lahir karena pemerintah atau masyarakat, melainkan karena adanya kebutuhan terhadap cermin berwacana itu sendiri.Andina Dwifatmahttps://www.blogger.com/profile/12410858846799548345noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1111640315690877054.post-27923724634051768142009-10-13T14:25:03.745+07:002009-10-13T14:25:03.745+07:00saya memberikan komentar ini dalam konteks yg anda...saya memberikan komentar ini dalam konteks yg anda buat, yakni upaya media yang terlalu berlebihan ketika mereka meliput berita pemboman. dan akhirnya tersinggunglah kata pemerintahan rakyat, dan peran media yang ideal itu dari pemikiran anda. jika begitu, seharusnya pertanyaan ini bukan untuk saya, melainkan untuk mereka yg memahami komentar saya. menyinggung pertanyaan andina, bagaimanapun media merupakan pilar keempat demokrasi, yang memiliki idioma lama yang kta smua tahu, dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat singkatnya pemerintahan rakyat. kalo dalam beberapa pemikiran Aristoteles memang dmokraksi bkan pemerintahan yg ideal, melainkan aristokrasi dll itu, karna itu dmokarasi bisa kita definisikan sbg pemerintahan rakyat modern. saya memimpikan peran media yang berpihak kpd kepentingan rakyat, seperti media Amerika awal2 mula majunya, bukan saat ini. saya masih teringat kasus pembunuhan wartawan bali, karena ia mengungkap kasus korupsi, itu ideal. Nah, yang ideal itu juga berarti pers didukung oleh pemerintah, bahkan rakyat. itu salah satu contoh. bukan seperti media saat ini yang serba menyuguhkan, dengan sekehendak hati. tulisan andina itu salah satu bukti. selain itu, media merupakan pendidik rakyat, seperti kata andina yang saya masih ingat, mengutip habermas, masyarakat yang ideal itu adalah masy komunikasi, itu lebih kurang. peran media sbg penghubung, sekaligus penjalin komunikasi. tapi kan sekaran media berdiri lebh tinggi dari masy, seperti tulisan andina ini. bukankan sesuatu yg ideal itu jarang ada yg menyukai, bahkan sulit tercapai?agunghttps://www.blogger.com/profile/04863182002846472776noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1111640315690877054.post-1263782370783102122009-10-01T08:33:59.729+07:002009-10-01T08:33:59.729+07:00seperti apa persisnya pemerintahan rakyat itu? dan...seperti apa persisnya pemerintahan rakyat itu? dan peran media seperti apa yang ideal?Andina Dwifatmahttps://www.blogger.com/profile/12410858846799548345noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1111640315690877054.post-77855426909571405812009-09-10T13:21:29.627+07:002009-09-10T13:21:29.627+07:00begitulah media. Ketika mereka berada di posisi ya...begitulah media. Ketika mereka berada di posisi yang sedang baik, contohnya selepas orba, media gencar memberitakan segala sesuatu yang meningkatkan keuntungan dengan menafikkan peran utamanya. Saat ini, ketika RUU Rahasia Negara (Kerahasiaan Negara?) sedang gencar digodok oleh DPR, mereka memohon2 kepada rakyat. lewat pemberitaan yg berat sebelah, agar RUU tersebut ditunda, bahkan dihentikan. Seharusnya media sadar, mereka ada karena demokrasi, dan apa itu demokrasi? Pemerintahan Rakyat!agunghttps://www.blogger.com/profile/04863182002846472776noreply@blogger.com