tag:blogger.com,1999:blog-1111640315690877054.post1650959445515467540..comments2023-12-04T12:38:59.152+07:00Comments on Catatan yang Tercecer: PerempuanAndina Dwifatmahttp://www.blogger.com/profile/12410858846799548345noreply@blogger.comBlogger7125tag:blogger.com,1999:blog-1111640315690877054.post-40817695296049149602011-09-19T21:06:06.435+07:002011-09-19T21:06:06.435+07:00Iya, setuju banget. Feodalisme dan patriarki tidak...Iya, setuju banget. Feodalisme dan patriarki tidak berkorelasi dengan tingkat kepandaian. Kayaknya lebih ke pola didik kultural, deh. Tapi sebenernya rada mengecewakan juga lihat orang sekolah tinggi-tinggi, eh perilakunya masih diskriminatif. Percuma kan belajar teori kritis macam-macam tapi nggak dipraktikkan dalam kehidupannya sendiri.<br /><br />Soal jaminan keluarga bahagia, hehe, maaf maaf, ini yang ngomong belum berpengalaman berkeluarga. Tapi dari dulu memang kebayang banget punya pasangan yang bisa diajak kerjasama dalam segala hal. Kayaknya kalo udah kayak gitu, hidup dengan segala pahit manisnya ini bisa dijalani dengan lebih menyenangkan. CMIIW :)Andina Dwifatmahttps://www.blogger.com/profile/12410858846799548345noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1111640315690877054.post-85765521834651984202011-09-17T00:35:10.204+07:002011-09-17T00:35:10.204+07:00Ironis memang. Bersekolah atau kuliah pun belum te...Ironis memang. Bersekolah atau kuliah pun belum tentu berhasil membuat pribadi bebas dari sikap dan sifat feodal. Sikap yang bisa memanusiakan manusia. Pekerjaan apa pun jika mampu dilakukan harusnya tidak dipakai merendahkan si pelaku. Seperti mencuci pakaian, setrika, pel lantai hanya oleh babu. Beres-beres tanaman, cabut rumput oleh tukang kebun. Berapa kali saya pengalaman ditegur tetangga "rajin, tidak suruh orang aja pak" hanya karena mencabut rumput liar di depan rumah sendiri.<br />Itu masih mending, lebih sering malah dipandang sebelah mata seakan berkata "dasar miskin, bayar orang untuk kerjakan itu saja tidak sanggup!"<br />Mungkin saja memang kita tidak sanggup membayar, tapi kalau saya poinnya adalah jika sanggup kerjakan sendiri, kerjakan sendiri.<br /><br />Tapi, jangan salah! Itu bukan jaminan keluarga bahagia. Maksud saya, dalam mencari pasangan kita jangan ngotot dengan standar ideal itu, berharap kalau ketemu pasti bahagia. Belum selalu tentu.<br /><br />Anon1Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1111640315690877054.post-4345474927477153842011-09-08T18:54:12.215+07:002011-09-08T18:54:12.215+07:00@Anon1 Saya tertarik mengomentari masalah budaya f...@Anon1 Saya tertarik mengomentari masalah budaya feodal. Ideologi patriarki memang memperoleh pendukungnya yang paling setia di sini. Masalahnya, feodalisme berselubungkan nilai-nilai (sok) agung dan sok (luhur) sehingga diterima tanpa dipertanyakan lagi. Bahkan beberapa orang menjalankannya dengan rasa bangga dan puas diri. Dan, oh, agama! :D<br /><br />Btw, senang mendengar diskursus ini sudah Anda wujudkan dalam praktik. Keluarga bahagia :)Andina Dwifatmahttps://www.blogger.com/profile/12410858846799548345noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1111640315690877054.post-88349203113332027552011-09-07T09:04:07.337+07:002011-09-07T09:04:07.337+07:00Bahasan yang menarik, suatu yang sy suka dan prakt...Bahasan yang menarik, suatu yang sy suka dan praktekkan. Hanya dalam lingkungan masyarakat feodal yg mana urusan domestik biasanya diurusi pembantu maksimal diurus istri ini, prinsip bagi kerja spt ini harus dijalani dengan keberanian dan semangat tampil beda. <br /><br />Kebetulan disamping tidak sanggup bayar pembantu, juga tidak suka anak atau rumah malah diurus oleh orang lain. <br /><br />Persis spt kamu tulis, kerja yg tidak bisa dibagi hanya melahirkan dan menyusui, selebihnya bisa dibagi. Tetapi sebagai suami, contohnya ketika bagian memberi makan dengan menggendong, harus tahan malu dengan tetangga atau orang lain yg melihat. Membersihkan kotoran, cebok, ganti celana/baju, memandikan, menidurkan, memasak, cuci, setrika semua harusnya bisa dilakukan baik suami maupun istri.<br /><br />Justru menurut saya, orang2 yang tidak berpendidikan, orang-orang yang manja, orang yg berbudaya feodal yang mengganggap ini (urusan domestik) sebagai semata pekerjaan istri. <br /><br /><br />Anon1Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1111640315690877054.post-18951143810673184062011-09-05T15:18:39.275+07:002011-09-05T15:18:39.275+07:00Dan, by the way, beberapa komentar tersebut nggak ...Dan, by the way, beberapa komentar tersebut nggak saya publish karena sangat seksis :)Andina Dwifatmahttps://www.blogger.com/profile/12410858846799548345noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1111640315690877054.post-1953066961618993962011-09-05T15:17:55.723+07:002011-09-05T15:17:55.723+07:00Ya ampun, ada apa sih dengan kalian para lelaki? B...Ya ampun, ada apa sih dengan kalian para lelaki? Bersama komentar kamu ada beberapa komentar lagi dari para cowok, dan tetap yang jadi fokus adalah soal orgasme klitoral. Hahaha... Justru bukan poinnya :)Andina Dwifatmahttps://www.blogger.com/profile/12410858846799548345noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1111640315690877054.post-33742943342018056592011-09-05T11:44:09.988+07:002011-09-05T11:44:09.988+07:00orgasme klitoral, noted.
melenceng jauh dr topik ...orgasme klitoral, noted.<br /><br />melenceng jauh dr topik :pDettahttps://www.blogger.com/profile/15219208518822706499noreply@blogger.com